LENTERA JIWA adalah PASSION. Hal Yang Sangat Kita Sukai, Suatu Pekerjaan Atau Kegiatan Yang Menimbulkan Kepuasan Tersendiri Bagi Kita, Meskipun Sering Kali Menguras Waktu & Tenaga Itulah LENTERA JIWA Kita. Apakah Kamu Sudah Menemukan LENTERA JIWA-mu?

ANTARA - Terkini

Shanty Mengundurkan Diri Dari Dunia Musik Indonesia

Masih ingatkah kita dengan sesosok wanita yang bernama lengkap Annissa Nurul Shanty Kusuma Wardhani Heryadie yang lebih dikenal dengan Shanty. Ya wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1978 ini menekuni profesinya sebagai VJ MTV lalu mecoba peruntungan didunia musik Indonesia sejak kecil Shanty memperlihatkan bakatnya di bidang tarik suara. Kegemaranya favoritenya adalah melihat acara lagu-lagu di televisi. Shanty mengawali kariernya sebagai penari latar. Salah satunya adalah menjadi penari latar wanita dalam vidoe klip "Inikah Cinta" milik kelompok vokal ME. Shanty kemudian menjadi penyiar di radio Prambors. Tak lama kemudian sebuah produk rokok menawarinya menjadi host program televisi yang mereka adakan. Keberuntungan rupanya enggan beralih, Shanty ditawari menjadi VJ MTV. Shanti diserahi menjadi VJ untuk MTV 100 % Indonesia, MTV Kampus dan MTV SEA Indonesia.

Seperti dikutip dari http://www.rollingstone.co.id Shanty menyatakan untuk mengundurkan dari dari industri musik Indonesia berikut petikan tulisan Shanty di majalah Rolling Stones:

Kelap-kelip lampu, gelegar suara musik ribuan watt, dan suara dentuman drum berpadu dengan gitar dan bas. Suasana semakin malam semakin panas. Bukan, ini bukan klub malam, ini adalah suasana yang saya rasakan di atas panggung saat saya bernyanyi. Tangan-tangan penonton bergerak di udara, mereka bernyanyi bersama, berteriak, bertepuk tangan.

Keringat yang membasahi seluruh badan tak sedikit pun membuat saya lelah, justru makin menjadi. Di ujung penampilan, nafas tersengal-sengal, namun yang terasa adalah puas dan senang luar biasa. Mungkin ini yang dikatakan The Rolling Stones: satisfaction. Perasaan ini sangat membuat saya ketagihan, this feeling is my drug. I’m hooked on the high.

Tak terasa sudah satu dekade berlalu sejak saya menjejakkan kaki di dunia musik Indonesia. Berangkat dari album pertama Shanty (2000), saya memberanikan diri 100% nyemplung ke dunia musik, walau saat itu saya lebih dulu dikenal sebagai VJ MTV.

Jadi penyanyi adalah impian dari kecil. Tahun 2000 itulah awal dari nyatanya impian saya. Saat itu juga saya dihadapkan pada dua pilihan berat: sebagai VJ MTV atau penyanyi. Karena serius di musik, saya putuskan meninggalkan dunia VJ. Mulai lagi dari nol. Saya mengejar mimpi.
Sepuluh tahun penuh perjuangan dimulai, penuh dengan pengalaman enak dan tidak enak. Tahun 2000 adalah terjadinya pengalaman yang paling enak sekaligus paling tak enak: hampir seluruh penghargaan musik kategori pendatang baru terbaik saya raih, dari AMI Awards, Clear Top Ten Awards, MTV Awards, sampai Singapore Planet Music Award. Ironisnya, saat itu juga saya dilindas oleh media. Saya dapat julukan penyanyi modal tampang, numpang lewat, karbitan dan juga KKN (saya memenangi MTV Award saat masih jadi VJ). Usia saya waktu itu baru 20 tahun, dan rasanya down bukan main mendapat perlakuan itu. Tapi saya juga langsung sadar, ini pilihan saya, dan saya memutuskan untuk terus berjuang.

And what a fight it has been. Sama sekali tidak mudah. Bentrok dengan label soal arah musik, antara keinginan idealisme dan komersialisme, saling ngotot menentukan single pertama, kecewa saat dapat laporan penjualan album yang kurang baik, label menolak untuk membuat video klip, kokoh pada pendirian dengan mengubah total jalur musik dari pop ke pop rock di album ketiga, dan harus menerima kenyataan bahwa album itu gagal di pasar (tapi saya tak pernah menyesal, I still think it’s a good album). Keras kepala? Ya! Dan saya harus mau menanggung akibatnya. Yang paling berat adalah saya harus lepas dari major label. Saat itu saya terombang-ambing. Menyanyi adalah gairah saya, dan saya belum mau berhenti. Akhirnya dengan segala keberanian diri, saya memproduksi album sendiri. Saya mulai dengan mendatangi musisi-musisi seperti Anang, Ahmad Dhani, Melly Goeslaw dan belajar dari mereka. Keluarlah album self-produced berjudul 9907, disusul album terakhir dengan saya sendiri sebagai produsernya: Bintang Utara.

Dan sekarang, setelah satu dekade penuh perjuangan itu, pada Agustus 2010 saya mengumumkan pengunduran diri dari dunia musik. Banyak pihak yang ternyata kaget dengan keputusan ini dan juga menyayangkannya. Jujur, saya senang mendengarnya.
Tapi keputusan ini bukan sesuatu yang tiba-tiba. Butuh waktu panjang untuk akhirnya bisa sampai di keputusan ini. Bahkan saat menulis ini mata saya berkaca-kaca dan dada terasa sedikit sesak. Saya teringat akan semua pengalaman selama nyanyi. Di seluruh Indonesia, kota besar sampai pelosok kota kecil. Tinggal di losmen kecil sampai hotel bintang lima. Hinggap di Singapura, Malaysia, Brunei, Australia bahkan Kuwait. Sambil menulis ini, saya dengar album-album saya dan saya masih ingat semuanya. Proses mendapatkan lagu, isi cerita lirik, rekaman di mana, menghabiskan begitu banyak waktu di studio untuk rekaman. Every song has its own memory.

Panggung kecil di kafe sampai panggung besar di lapangan terbuka, ditonton ribuan orang lalu ditonton puluhan orang. Saya sudah pernah dibesarkan lalu dikecilkan. Ditinggikan lalu direndahkan. Dibuat penting lalu dibuat tidak penting lalu dibuat penting lagi.
Kepindahan saya ke Hongkong setelah menikah juga sesuatu yang sudah dibicarakan dan direncanakan cukup lama. Andai saja saya punya lebih banyak waktu untuk menyelesaikan karier, tapi manusia berencana, Tuhan menentukan. Menyanyi adalah gairah saya, identitas saya. Meninggalkannya berarti meninggalkan bagian besar dari diri saya. Tapi hidup membuat saya harus memilih, dan saya rasa ini waktu yang tepat untuk berpisah.

Pertimbangan lain adalah sepertinya tidak realistis jika saya bermukim di negara lain tapi masih meneruskan karier di sini.Membuat album membutuhkan banyak investasi uang, waktu dan dedikasi. Dan saya membutuhkan pasukan tim manajemen, label, publisis serta tim promo. Takkan adil bila saya takkan ada di sini untuk ikut mengurus album.

But I’m not leaving without a closure. Akhir 2010, masih akan ada dua film saya yang akan dirilis: Laskar Pemimpi oleh Monty Tiwa dan Madame X oleh Lucky Kuswandi dan Nia Dinata yang dirilis Oktober. Saya juga masih akan merilis dua single dari album Bintang Utara. “Tinju” yang ditulis oleh Tompi menjadi soundtrack Madame X dan “peluru” terakhir adalah duet dengan Dewi Sandra dalam lagu “Gila” yang ditulis oleh Dewi Sandra.

Saya mengucapkan selamat tinggal pada industri, namun tidak pada musik. Salam terbaik saya pada generasi baru musik Indonesia. Rock on!

Bagaimana pun juga kita mengambil sisi positif dari keputusan Shanty yang meninggalkan panggung musik Indonesia dimana Shanty hanyalah seorang manusia biasa yang dihadapkan oleh dua pilihan hidup.

Untuk fansnya Shanty silahkan follow saja ditwitternya dengan account @shanty78

1 komentar:

Fari mengatakan...

Kairo, Aktual.com – Dewan Pertahanan Nasional Mesir yang dipimpin oleh Presiden Abdel-Fattah al-Sisi pada Sabtu (1/8) sepakat memperpanjang operasi militer di kawasan Teluk Arab dan Laut Merah selama enam bulan lagi demi alasan keamanan nasional. Demikian laporan kantor berita pemerintah Mesir, MENA.

Mesir Perpanjang Operasi Militer di Teluk

Share

Share |